zurich

zurich
Kolateral di tengah kota, Zurich Course Interventional Neuroradiology, Agustus 2016

Laman

Senin, 25 Mei 2020

Tempat Kebaikan

Siang itu cukup terik, musim haji tahun 2000. Lepas dhuhur di Masjidil Haram, para jamaah memilih beristirahat di kamar hotel. Untuk mencapai Ajyad, jalan cukup menanjak , sengat matahari siang, akan membuat jamaah berpeluh untuk mencapainya. Kami berdua, baru saja merebahkan diri, terdengar pelan suara ketukan pintu. Betapa terkejutnya, ternyata yang hadir adalah beliau Kiai Yusuf Muhammad. 

Setiap tahun, beliau berhaji dan membimbing jamaah, suatu kenikmatan dan keagungan yang tidak dimiliki setiap orang. Hampir semua jamaah pengajian, santri, apalagi keluarga, akan bersua beliau pada musim haji di tanah suci. 

Beliau dengan sepenuh kebesaran jiwa datang menjemput kami siang terik itu, membawa kami ke sebuah hotel berlantai lima di Misfalah, bergabung dengan beberapa keluarga yang lain. Seharusnya, kami, santri beliau, yang mendahului sowan. Beliau menyediakan tempat satu lantai dengan beberapa kamar, cukup dekat dengan Masjidil Haram, agar keluarga yang berada di maktab berjauhan bisa berkumpul. Tempat yang tentu tidak mudah dan murah, saat musim haji yang begitu padat. 

Selama musim haji dan interaksi dengan beliau, kami menyaksikan betapa beliau sungguh-sungguh membimbing dan memberikan layanan kepada jamaah, tidak mengenal lelah, dilakukan dengan wajah penuh senyum dan canda khas beliau. Meski kala itu beliau adalah anggota DPR RI, namun seolah tak berjarak. Semua merasa diperhatikan dan terbimbing.

Ini adalah satu dari bayak kisah, akan akhlak dan kasih sayang Almarhum KH. Yusuf Muhammad. Semoga santri beliau di Darussholah, santri di “Tempat Kebaikan,” bisa meneladani ilmu dan akhlak indah beliau. Alfaatihah.